Motor Listrik di Agats Jadi Penopang Hidup Para Ojek

0
Para ojek motor listrik di Agats Kabupaten Asmat sedang dipangkalan ojek.

Para ojek motor listrik di Agats Kabupaten Asmat sedang dipangkalan ojek. Foto: PSP/ERS

Merauke, PSP – Kebisingan suara knalpot transportasi dikota – kota besar tidak akan terdengar di Kota Agats Kabupaten Asmat Provinsi Papua Selatan. Orang – orang hanya akan tampak berlalu – lalang dengan berjalan kaki maupun mengendarai motor.

Ya, Motor Listrik. Motor listrik yang hanya mengeluarkan suara dinamo menjadi kendaraan primadona diwilayah berjuluk kota papan ini.

Ketika banyak pihak baru menyuarakan penggunaan motor listrik di Indonesia, masyarakat di Asmat lebih dulu menggunakannya. Dengan keramahan dan kemudahannya motor listrik dikabupaten ini dibuat sebagai kuda besi berjalan yang mampu menghasilkan pundi – pundi.

Selain digunakan oleh kalangan pribadi, keluarga, pemerintah, jasa berbayar antar jemput pakai motor listrik turut menghiasi Kota Agats.

Yaps, betul. Ojek. Disudut gerbang kearah kanan Pelabuhan Fery Agats akan ditemukan pangkalan ojek motor listrik. Para ojek ditempat ini siap menghantar dan menjemput yang membutuhkan jasa, dengan ongkos yang bervariasi.

Tak jarang, para ojek akan lalu lalang dijalanan Kota Agats yang kini sebagian jalannya sudah bermaterial beton, para ojek menggunakan rompi kuning dan orange ditubuhnya menandakan mereka adalah ojek.

Pepatah lama “Dimana Bumi Dipijak, Disitu Langit Dijunjung” menjadi sangat benar saat keberadaan motor listrik bisa menghasilkan pundi – pundi bagi siapa yang ingin menambah pemasukan uang, diwilayah Timur Indonesia yakni Asmat – Papua Selatan.

Merantau jauh dari Pulau Jawa ke Asmat, Usman namanya, mencoba bertahan hidup dengan berprofesi sebagai ojek motor listrik.

“Saya merantau kemari, sudah 2 tahun jadi ojek,” kata Usman di Agats pertengahan bulan Oktober 2022 lalu.

Bergegas dari pagi pukul 06.00 Wit, seusai daya batrai aki motor listrik diisi sejak malam, Usman berupaya sedapat mungkin mencapai pemasukan Rp.300.000 – Rp. 400.000 hingga pukul 22.00 Wit.

Kejelian Usman melihat para pejalan kaki harus dimainkan, kemudian menawarkan hendak menuju kemana orang yang berjalan kaki itu.

“Kalau kita cermat melihat penumpang, bisa dapat 300, 400 ribu kalau dari pagi. Ongkos kan variasi, kalau disini tergantung kemana tujuannya, terkecil harga 20 ribu, itu tujuan paling dekat, terjauh 50 ribu, misalnya dari sini (pangkalan) ke Polres itu 50 ribu,” ungkap Usman.

Pendapatan sedemikian, teruntuk memenuhi kebutuhan rumah tangga Usman bersama istri dan 1 anaknya. Membayar bulanan kos, kebutuhan makan, kebutuhan anak, serta listrik.

Tinggal dirumah kos, 4 hari sekali Usman merogoh koceknya Rp.25.000 khusus membeli token listrik.

“Kerjaan utama ya ini. Kami kan di kosan, patungan beli token dengan kos lain, 4 hari sekali token saya bayar 25 ribu, yaa 100 ribu lah sebulan khusus listrik,” ujar Usman.

Usman berpandangan, menggunakan motor listrik tergolong mudah. Mulai dari sparepart maupun hitungan pengeluaran dibandingkan motor berbahan bakar minyak.

“Ini di cas saja, tiba dirumah jam sepuluh malam, langsung saya cas, pagi jam enam cabut. Paling ban nya aja yang diganti kalau sudah botak. Kalau motor mesin belum olinya, bbm nya, apalagi bbm sekarang mahal,” lugas pria 32 tahun ini.

Hal senada disampaikan Nakir, 5 tahun lamanya menggeluti jasa ojek motor listrik di Agats, mampu menopang kebutuhan dirinya dan istri.

“Iya, dipikir – pikir tergolong enak pakai barang ini (motor listrik). Sebulan listrik dirumah 100 ribu saja, cukup lah kalau dihitung pendapatan,” kata pria berdarah Bugis ini menyambung pembicaraan sebelumnya dengan Usman.

Untuk mencapai pendapatan tersebut, para ojek motor listrik tak hanya menunggu dipangkalan, lalu lalang menjadi sebuah keharusan untuk mendapatkan penumpang.

“Rejeki itu ada yang harus ditunggu, tapi kebanyakan dijemput, didatangi, kita harus putar – putar juga dan bertanya,” ungkapnya.

Tahun 2022, 96 Orang Mengurus Izin Di Dishub Untuk Operasi Ojek Motor Listrik

Sejak diperbolehkan penggunaan motor listrik di Asmat tahun 2007 silam, hingga Oktober 2022 lalu, sebanyak 4000 unit motor listrik tercatat di Dinas Perhubungan Kabupaten Asmat.

Dari jumlah tersebut, terdapat 400 unit pernah terdaftar di Dishub untuk dioperasikan sebagai ojek sejak 2013.

“Jumlah ini merupakan jumlah yang tercatat di Dinas Perhubungan Kabupaten Asmat yang didalamnya termasuk dengan ojek – ojek pangkalan, di tahun 2022 ini 96 orang mengurus izin operasi ojek,” kata Sekertaris Dinas Perhubungan Kabupaten Asmat Maichel N. Womsiwor,A.Md diruang kerjanya.

Penggunaan motor listrik di Asmat berawal dari sulitnya mendapatkan Bahan Bakar Minyak (BBM) serta kondisi jalan yang bermaterial papan dengan lebar 1 hingga 2 meter waktu itu.

“Kala itu untuk mendapatkan BBM sangat sulit, dan jika pun ada BBM sangat mahal, jalanan pun papan dengan lebar 1 sampai 2 meter,” ungkap dia.

Permintaan motor listrik diprediksi akan meningkat di Asmat  mengingat kendaraan ini ramah lingkungan dan cocok dipemukiman seperti Asmat.

“Kami rasa permintaan motor ini meningkat kedepan, sekarang jalan sudah beton, ditambah ramah lingkungan, kecepatannya terbatas, resiko kecelakaan sangat minim,” kata Maichel.

Ucap Maichel, di Asmat tidak terdengar suara bising knalpot maupun suara demo kelangkaan BBM.

“Banyak orang ribut soal BBM kami tidak ribut soal itu, listrik aman motor listrik jalan. Ramah lingkungan pula, kami sudah duluan menggunakan barang ini,” ungkap dia.

Bahkan, ada produk motor listrik di Agats membuat merek Selis Agats.

“Ada perusahaan buat merek nama Selis Agats itu apresiasi dari mereka karena permintaan cukup tinggi,” katanya.

Pemerintah sudah menerapkan stempel parkir berlangganan pengguna motor listrik sebagai pendapatan daerah melalui peraturan Bupati Nomor 24 Tahun 2017.

“Untuk motor besar dengan aki 6 buah, 300 ribu pertahun, motor sedang 5 aki 150 ribu, sementara motor kecil 4 aki 75 ribu pertahun,” ujarnya.

Dalam perbup itu, pemerintah juga mempunyai target 250 juta setiap tahun untuk Pendapatan Asli Daerah (PAD).

“Target setiap tahun 250 juta dari retribusi parkir berlangganan. Tercapai, sampai hari ini saja, sudah 235 juta PAD dari retribusi itu, karena kami juga menggunakan sistem jemput bola,” sebutnya.

Kedepan, kata dia, ada aturan baru terkait dengan konversi CC dari motor – motor listrik, dimana akan diterapkan pajak, STNK, untuk menerapkan undang – undang lalulintas.

Selanjutnya, pemerintah sudah membuat rancangan peraturan bupati berkaitan pengawasan dan pengendalian tentang masuknya motor listrik.

“Untuk parkir sendiri memang dipinggir – pinggir jalan, kapasitas daya kekuatan jalan mencapai 3 ton,  kalau lebih jalan akan turun. Sehingga perlu ada perbup tentang itu” ucapnya.

Daya Di ULP PLN Agats Mencukupi

Daya pembangkit listrik di ULP PLN Agats sebesar 3000 KW (3,0 Mega) masih mampu memenuhi beban pemakaian listrik khusus di Agats.

“Di Agats sekarang daya dari sisi pembangkit kekuatannya sebesar 3000 KW, 2400 KW siap menyala,” ujar SVP Teknik ULP PLN Agats Reza melalui sambungan telepon.

Reza bilang, beban khusus Kota Agats tertinggi sekitar 1900 sampai 2000 KW atau 1,9 Mega. “Kalau di Agats bebannya masih di sekitar 1,9 Mega itu paling tertinggi itu dengan kondisi panas sekali jadi masih mencukupi,” kata Reza. [ERS-NAL]

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *