Ukir Panel Cerita Keseharian Orang Asmat Di Kampung, Karya Isayas Terlelang 35 Juta

0
Isayas Asnakop sesaat memamerkan ukirannya di Festival Budaya Asmat Pokman.

Isayas Asnakop sesaat memamerkan ukirannya di Festival Budaya Asmat Pokman. Foto: PSP/ERS

Merauke, PSP – Ukiran Isayas Asnakop menjadi satu dari ratusan ukiran yang masuk nominasi memiliki nilai jual tinggi dalam lelang ukiran dan anyaman di Festival Budaya Asmat Pokman 2022.

Ukiran bernomor 113 ini, jatuh ke tangan Tim Penggerak PKK Kabupaten Asmat yang diketuai Orpa Susana Kambu dengan lelang harga 35 Juta.

Sekilas, ukiran yang dipahat diatas kayu besi berukuran 1,5 meter kali 50 sentimeter itu tampak biasa.

Namun, didalamnya terkandung cerita mengenai keseharian orang Asmat untuk mencari makan pergi dari kampung menuju bevak ditengah hutan.

“Ukiran ini tentang orang Asmat perjalanan dari kampung ke bevak tengah hutan,” ujar Isayas kepada media ini.

Kata Isayas, cerita yang tertuang dalam ukiran itu, murni nyata. Dimana, keseharian orang Asmat pergi mencari makan, mencari kayu ke tengah hutan dan disana ada bevak tempat berteduh.

Ia mengatakan, mengukir cerita itu dalam kayu membutuhkan waktu selama 3 bulan di Kampung Amanam Kai Distrik Atsi.

“Saya menggunakan 5 alat pahat,” katanya.

Ditambahkan, bersyukur bahwa ukirannya dihargai sebesar itu.

“Bersyukur, dengan harga itu. Nanti uang kita buat untuk anak sekolah, anak saya ada sekolah di Jogja,” pungkas Isayas.

Sementara, Wakil Bupati Asmat Thomas E. Safanpo yang sempat kagum melihat ukiran itu, sempat berucap bahwa harga 35 Juta merupakan simbol festival pokman ke-35 tahun ini. “35 itu angka simbolis dengan angka festival pokman,” ujar Safanpo. [ERS-NAL]

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *