50 Orang Marind Ikuti Pelatihan Pemandu Wisata
Pelatihan Pemandu Wisata khusus bagi khusus orang asli Papua – suku Marind. Foto: PSP/JON
Merauke, PSP – Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Merauke menggelar pelatihan pemandu wisata khusus orang asli Papua – suku Marind yang mengelola sejumlah obyek wisata di kabupaten tersebut pada Selasa (6/9). Pelatihan pemandu wisata dilaksanakan selama tiga hari.
Pelatihan ini melibatkan sedikitnya 50 peserta yang berasal dari berbagai kampung dan distrik. Sebagian besar diikuti pelajar dari sejumlah SMK Pariwisata di Merauke namun ada juga beberapa warga yang mengelola tempat wisata dilibatkan dalam kegiatan pelatihan tersebut.
Staf ahli bupati bidang pemerintahan, hukum dan politik, Frumensius Obe menyatakan pemerintah daerah Kabupaten Merauke memberikan perhatian yang cukup serius terhadap pariwisata dan kebudayaan di Merauke. Ada sejumlah kampung wisata yang didorong pemerintah setempat, seperti di Kampung Rawa Biru dan Kampung Yanggandur. Sementara untuk kebudayaan pemerintah mengagendakan kegiatan festival budaya setiap tahunnya, seperti festival Ndambu.
” Potensi pariwisata di Kabupaten Merauke sangat banyak. Alam di kabupaten ini sangat mempesona, tidak kalah dengan daerah lain. Juga memiliki nilai ekowisata yang sangat tinggi. Begitu juga dengan budaya Malind yang sangat unik dan menarik. Ini harus terus didorong,” kata Obe dalam sambutannya.
Obe mengatakan, pembangunan pariwisata dan kebudayaan harus dimulai dari bawah, urusan pariwisata dan kebudayaan harus bersifat partisipatif. Ada keterlibatan masyarakat, terutama orang asli Marind yang memiliki hak ulayat, tempat wisata dan budaya. Keterlibatan orang asli Papua sejatinya untuk menumbuhkan sekaligus mendorong perekonomian mereka.
Sementara Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Merauke, Benhur Rentandatu menyatakan pelatihan pemandu wisata baru pertama kali dilaksanakan oleh dinas setempat setelah adanya alokasi anggaran dana Otonomi Khusus (Otsus) untuk kegiatan dimaksud. Dana yang digelontorkan sebesar Rp200.700.000.
” Ini berkat Tuhan yang diberikan lewat kebijakan pimpinan daerah melalui dinas pariwisata tahun anggaran 2022. Dinas Pariwisata Merauke diberikan alokasi dana otsus untk melaksanakan berbagai kegiatan, termasuk pelatihan pemandu wisata khusus orang asli Papua. Anggarannya 200.700.000 untuk kegiatan ini,” kata Benhur.
Benhur mengatakan bahwa Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Merauke berkomitmen memajukan pariwisata di sana. Dinas tidak hanya menyiapkan obyek-obyek wisata secara fisik, tapi juga menyiapkan sumber daya manusia pelaku usaha pariwisata. Secara khusus juga menyiapkan pelaku usaha pariwisata OAP yang mengelola obyek-obyek wisata.
Benhur menambahkan, ada program yang menjadi program primadona dari Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, yakni desa wisata. Sejalan dengan program kementerian tersebut, Dinas Pariwisata Merauke tengah mendorong enam desa di sana untuk menjadi kampung wisata. Keenam kampung itu adalah Yanggandur, Rawa Biru, Wasur, Sota, Wayau dan Salor. ” Kami sudah mengidentifikasi 6 kampung ini dan memang memiliki nilai serta potensi wisata yang sangat baik. Apa yang digagas oleh Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif dapat kita terjemahkan di daerah,” tandasnya.[JON-NAL]