Bidang Ekonomi Berbasis Marga Perlu Masuk Dalam Musrembang

Merauke, PSP – Dalam rangka Hari Masyarakat Adat Internasional tahun 2022 yang jatuh pada tanggal 9 Agustus, diharapkan ada sebuah terobosan baru yang buat oleh pemerintah kepada masyarakat adatnya.

Terobosan berbasis ekonomi marga di Kabupaten Merauke dinilai sangat perlu mengingat daerah sudah mulai berkembang pasca penetapan undang – undang Provinsi Papua Selatan disahkan oleh presiden.

Hal itu sebagaimana disampaikan Mantan Ketua Pemuda Marind Fransiskus Ciwe yang juga merupakan Kepala Bagian Perekonomian Daerah Setda Kabupaten Merauke.

Menurutnya, pondasi ekonomi khusus di masyarakat adat di Merauke yang memiliki 7 marga perlu menjadi perhatian.

“Saya fikir momentum PPS ini boleh digunakan untuk lebih memperhatikan ekonomi masyarakat adat disini khusus marga,” kata Ciwe diruang kerjanya, kemarin.

Dengan adanya isu global saat ini, lanjut Ciwe, yang bercerita tentang kekhawatiran lingkungan mesti ada pengembangan ekonomi hijau yang berbasis marga.

“Perlu ada pengembanhan ekonomi yang baru, ramah lingkungan dan ramah pada masyarakat lingkungan itu sendiri. Agar bagaimana mereka bisa mengelola potensi mereka sendiri,” tuturnya.

Ciwe berharap, di tahun 2023 mendatang ekonomi berbasi marga ini bisa ada dalam satu bidang penanganan demi mendorongnya.

“Mudah –  mudahan di 2023 kita mulai bisa dorong, misalnya ada musrembang masyarakat adat khusus bidang ekonomi, tidak dicampur adukkan dengam bidang – bidang lain. Marind sendiri ada 7 marga. Kita harapkan ada musrembang yang bagaimana mampu menopang mereka,” jelasnya.

Ciwe menilai, ekonomi masyarakat adat sampai hari ini tergolong masih sangat lemah. “Nanti Bappeda maupun akademisi bisa melakukan kajian lebih. Bahkan sampai hari ini masyarakat asli masih meramu. Nah bagaimana kita mau ada disebuah daerah ekonomi baru, akan banyak orang datang kesini ,sementara ekonomi masyarakat kita tidak kuat,” kata dia. [ERS-NAL]