Siswa dan Guru Terpapar Covid-19, 12 Sekolah Ditutup
Merauke,PSP – Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Merauke terbitkan surat pemberitahuan tentang penutupan sementara aktivitas pembelajaran di 12 sekolah, pasalnya ada beberapa siswa serta guru yang terpapar pandemi Covid-19.
Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Merauke Thiasony Betaubun mengatakan, sesuai data yang kami peroleh ditanggal 11 Februari 2022 ada sekitar 12 sekolah yang ditutup sementara karena mengingat ada sebagian siswa dan guru yang terpapar pandemi Covid-19, dan secara umum siswa yang terpapar pandemi Covid-19 berjumlah 29 orang sedangkan guru berjumlah 12 orang. Dan penutupan sementara aktivitas pembelajaran diperkirakan kurang lebih dua minggu, karena yang terpapar harus betul – betul dirawat dengan baik untuk bisa sembuh dari pandemi Covid-19 ini.
“Memang dinas ingin meliburkan semua aktivitas tatap muka langsung disekolah, tetapi mengingat saat ini sekolah – sekolah ada yang sedang dalam pelaksanaan vaksinasi, sehingga nantinya ketika proses vaksinasi selesai baru kita mengambil langkah untuk menutup sementara aktivitas pembelajaran tatap muka disekolah, dan proses ini pasti akan kembali dengan pembelajaran daring dan luring,” ujar Thiasony saat ditemui disela-sela kesibukannya, Senin (14/2/22).
Tambahannya, dinas juga sudah koordinasi dengan pihak sekolah – sekolah untuk memberitahukan dinas jika ada siswa maupun guru yang terpapar pandemi Covid-19, selain itu juga kami berharap kerja sama pihak sekolah – sekolah untuk menertibkan pelayanan jajan. Sekolah jadi tidak boleh pihak sekolah membuka kantin, melayani jualan cilok maupun lainnya dilingkungan sekolah, karena kita harus saling menjaga diri untuk menghindari terpapar pandemi Covid-19.
“Untuk sementara aktivitas pembelajaran disekolah – sekolah yang kami tutup yakni, SD Biankuk, SD Yapis 1, SD Xaverius 1, SD Negeri 1, SD Negeri 2, SD Mikael, SD Kalam Kudus, SMP Yapis, SMA Jhon, SMA Negeri 1, SMA Negeri 2 dan SMA Negeri 3. Beberapa sekolah ini sementara aktivitas pembelajaran ditutup karena ada beberapa siswa dan guru yang terpapar pandemi Covid-19, dan hal ini dilakukan untuk menjaga agar tidak meluas penyebaran pandemi Covid-19 baik pada siswa maupun guru lainnya,” terangnya.
Selain itu, harapannya, dalam situasi pandemi Covid-19, tentu tidak menjadi kendala dalam pendidikan. Pendidikan tetap berjalan secara normal, hanya saja dilakukan dengan beberapa cara yang berbeda sesuai dengan situasi dan kondisi yakni bisa secara daring, luring, tatap muka terbatas dan lainnya. Semua proses pembelajaran kembali pada pihak sekolah dan komite sekolah, nantinya kesepakatan terbaik seperti apa itulah yang menjadi keputusan untuk melakukan proses pembelajaran. [RADE-NAL]