Kapolres Bersama Pj Bupati Mappi, Lakukan Penanaman dan Panen Perdana di Lahan Jagung Binaan Sat Binmas Polres Mappi

0

Kapolres Mappi Bersama Penjabat Bupati Mappi Saat Lakukan Panen Perdana. Foto: PSP/RADE

Mappi, PSP – Kelompok Tani Jagung binaan Satuan Pembinaan Masyarakat (Sat Binmas) Polres Mappi gelar penanaman dan panen perdana di lahan kelompok tani tepatnya di jalan saham kampung emete. Penanaman dan panen perdana langsung dilakukan oleh Kapolres Mappi Kompol Yustinus S. Kadang, S.Sos, M.Si, Penjabat Bupati Mappi Michael R. Gomar, S.STP, M.Si, Sekda Mappi Ferdinandus Kainakaimu, S.Pd, M.Sc, Kepala Dinas Pertanian Antonius Letsoin, S.P dan para undangan lainnya.

Kelompok Tani binaan Sat Binmas Polres Mappi berhasil memproduksi tanaman Jagung dengan luas lahan dua (2) hektar, dan kelompok tani jagung tersebut terdiri dari beberapa jumlah masyarakat kampung emete. Dimana kelompok tani tersebut di ketuai oleh salah satu masyarakat pendatang yang juga dibina oleh Sat Binmas Polres Mappi dengan bemberdayakan masyarakat asli mappi kampung emete.

Dalam kesempatan itu, Kapolres Mappi Kompol Yustinus S. Kadang, S.Sos, M.Si menyampaikan terima kasih kepada pemerintah daerah dalam hal ini penjabat bupati, sekda dan kepala dinas pertanian yang telah hadir bersama-sama untuk melakukan penanaman dan panen perdana. Pihak Polres Mappi menyampaikan apresiasi yang setinggi-tingginya kepada kelompok tani yang secara tidak langsung telah menyediakan lapangan pekerjaan bagi masyarakat di kampung emete.

“Dengan penyediaan lapangan pekerjaan ini  tentu akan membantu pendapatan dalam keluarga, dan juga telah memberikan kontribusi dalam hal penyediaan ketahanan pangan di kabupaten mappi. Tanaman pangan jagung mempunyai banyak manfaat selain bisa dikonsumsi oleh manusia, bisa juga diolah untuk dijadikan pakan ternak baik untuk babi, ayam dan beberapa ternak lainnya,” jelas Kapolres Mappi dalam kesempatan itu, Kamis (16/2/23).

Lanjutnya, kalau tanaman pangan jagung bisa diolah menjadi pakan ternak ayam, tentu akan menjangkau stabilitas harga ayam potong di kabupaten mappi. Lalu pihak kepolisian tetap akan mendorong agar lapangan pekerjaan bisa tersedia untuk masyarakat, karena jika upaya-upaya seperti ini tidak dilakukan, akan menimbulkan kriminalitas di kabupaten mappi.

“Pihak kepolisian berharap agar bisa berkolaborasi dengan pemerintah daerah dalam upaya pembinaan kelompok-kelompok tani secara keseluruhan. Untuk kedepannya kalau bisa tidak hanya beberapa tanaman pangan yang didampingi untuk diproduksi, tetapi harus diupayakan untuk tanaman pangan yang menjadi kebutuhan pokok salah satunya beras, karena banyak masyarakat yang mengeluh dengan harga beras perkilogram di kabupaten mappi, sehingga diinilai harga beras perkilogram cukup tinggi,” terang Kapolres Mappi.

Selanjutnya, Penjabat Bupati Mappi Michael R. Gomar, S.STP, M.Si mengatakan, potensi tanaman jagung di kabupaten mappi sangat luar biasa, karena tanah yang sangat subur untuk bisa memproduksi tanaman jagung dan tanaman sayur-sayuran. Oleh sebab itu, bersama-sama harus berkomitmen untuk melihat komoditi-komotidi unggulan yang ada di kabupaten mappi.

“Memang banyak tanaman perkebunan yang menjadi unggulan seperti sagu, pohon karet, pohon gambir dan beberapa tanaman perkebunan lainnya, namun dengan melihat kondisi negara, tentu pemerintah pusat mewajibkan kepada pemerintah kabupaten untuk menjaga ketahanan pangan secara nasional. Maka khusus kepada masyarakat yang mempunyai lahan kosong dan mau dijadikan lahan untuk tanam sayur-sayuran, rica dan lainnya terutama dalam memenuhi kebutuhan sehari-hari, dipersilahkan untuk bisa menanam,” tutur Penjabat Bupati.

Sambungnya, pembinaan dalam menanam sayur-sayuran bisa dilaporkan kepada dinas pertanian, juga dukungan kebutuhan benih, bibit, pupuk dan peralatan yang dibutuhkan bisa diberikan oleh dinas pertanian kepada masyarakat. Pemerintah daerah tetap akan berkomitmen untuk memberikan dukungan kepada masyarakat, sehingga kalau ada lahan kosong tolong untuk dibersihkan dan dijadikan lahan produksi tanaman, karena gerakan menanam ini adalah gerakan nasional.

“Dalam luasan lahan berapa, dukungan apa yang dibutuhkan, kebutuhan apa saja, itu yang dilaporkan kepada dinas pertanian, sehingga dalam jangka waktu satu sampai dua bulan bisa dipanen dan dikonsumsi secara pribadi dan bisa dijual untuk mendapatkan keuntungan. Kemudian melalui kelompok yang sudah ada dengan pembinaan-pembinaan yang dilakukan oleh kelompok tani, harap bisa di lakukan pembinaan kepada masyarakat bersama-sama dengan pihak dinas pertanian, mulai dari cara pengolahan tanah, cara menanam dan cara merawat yang baik seperti apa,” tutupnya. [RADE-NAL]

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *