Di Masa Depan Merauke Bisa Menjadi Penyumbang Beras Terbesar di Indonesia Timur
Di sela-sela menemui petani di Semangga, Rabu kemarin, Wapres didampingi Pj Gubernur PPS dan Bupati Merauke menyambangi stan yang menjajakan produk lokal. Foto: PSP/FHS
Merauke, PSP – Kabupaten Merauke memiliki lahan potensi pertanian 1,2 juta hektar dan yang sudah eksis dikelola hingga saat ini sudah mencapai kurang lebih 63.000 hektar. Dengan produksi rata-rata per hektarnya 5-6 ton gabah kering, sementara beras per hektarnya mencapai 3 ton.
“Kalau kami amati dan mau dioptimalkan potensi yang ada di Merauke. Insya Allah ke depan kami bisa menjadi penyumbang beras terbesar di timur Indonesia,” ujar Bupati Merauke, Romanus Mbaraka di hadapan Wapres RI,K.H Ma’’ruf Amin di Semangga, Rabu (30/11).
Tak hanya itu, Merauke juga akan bisa memenuhi kebutuhan beras di enam provinsi yang ada di tanah Papua.
“Merauke sudah bisa kasih makan seluruh provinsi di tanah Papua,” ujarnya.
Di samping potensi pertanian, untuk sektor peternakan dan perikanan juga memiliki potenis yang luar biasa. Apalagi Merauke merupkan fishing gorund arafura. Sampai saat ini belum ada industr yang bergerak penuh di bidang perikanan dan pertanian. Untuk itu, Wapres selaku Ketua Badan Pengarah Percepatan Pembangunan dan Kesejahteran di tanah Papua, bisa melihat dan mendukung sektor-sektor yang ada.
“Bapak Wakil presiden, selaku ketua pengarah percepatan pembangunan di tanah Papua, bagaimana supaya petani bisa maju di Provinsi Papua Selatan ini,” harapnya.
Wapres sendiri memberikan apresiasi kepada Pemda Merauke atas pengelolaan lahan yang ada. Namun, menurut orang nomor dua di jajaran pemerintahan RI itu mengajak untuk mengoptimalkan lagi hasil produksi padi. Dinas Pertanian, diharapkan bisa memberikan edukasi atau pelatihan supaya ada peningkatan hasil.
“Di beberapa daerah saya lihat, ada hasilnya per hektar yang di atas 6 ton. Jogja kemarin saya lihat sudah sampai 8 ton gabah kering per hektarnya. Jangan terus 5 ton,” ajaknya. Kemudian, perlu diambil langkah-langkah agar para petani tetap bergairah dan bersemangat dengan mengatur tata kelola yang baik. [FHS-NAL]