DKTP Boven Digoel Akan Melaunching Rumah Kribo dan Pagelaran Kearifan Budaya Boven Digoel yang Kedua

0

Sekretaris DKTP Boven Digoel Alfons Tamnge

Tanah Merah, PSP – Menjaga pelestarian budaya lokal, Dewan Kesenian Tanah Papua (DKTP) Kabupaten Boven Digoel melaunching Rumah Kreasi Rombongan Seni Boven Digoel (Rumah Kribo) dan kembali menggelar pagelaran kearifan budaya lokal masyarakat lima Suku besar Boven Digoel yang ke dua.

Sekretaris DKTP Boven Digoel Alfons Tamnge mengatakan Rumah Kribo yang bertempat di Lapangan Trikora Tanah Merah akan dijadikan sebagai Sekretariat DKTP dan tempat berkumpulnya para seniman Kabupaten Boven Digoel. Sementara pagelaran budaya sendiri, merupakan salah satu program kerja Dewan Kesenian yang berkolaborasi dengan Sanggar-sanggar budaya lokal untuk menampilkan berbagai hasil karya mereka.

“Sebenarnya sudah delapan tahun Sanggar-sanggar melaksanakan pesta budaya ini, tetapi ada berbagai kendala- kendala yang dihadapi, sehingga melalui Dewan Kesenian, kita kolaborasi dan mendesain program ini untuk mengangkat budaya masyarakat lokal”, kata Sekretaris DKTP saat ditemui di lapangan Trikora, kemarin.

Menurut Alfons untuk acara pagelarannya direncanakan Jumat besok, namun akan disesuaikan dengan jadwal Bupati. Setelah pembukaan pagelaran nanti, pihaknya telah menyiapkan lapak-lapak penjualan untuk setiap sanggar budaya bagi masyarakat lima suku besar, yang akan menampilkan atau menjual hasil karya Sanggarnya dan kuliner khas daerah Boven Digoel pada lapak tersebut.

“Kami juga tidak egois, kami sediakan juga untuk masyarakat Nusantara menjual kulinernya. Selain itu, kami telah menggandeng pihak Kominfo dan IWAPI untuk membantu Mama-mama Sanggar dalam penjualan online pernak-pernik hasil karya mereka”, tutur Tamnge.

Lanjut Sekretaris DKTP, halaman Rumah Kribo ini akan dijadikan sebagai salah satu destinasi wisata budaya Boven Digoel. Masyarakat luar atau wisatawan yang berkunjung bisa mencari souvenir khas Boven Digoel ditempat ini.

“Sebenarnya ini merupakan Icon besar dan sebagai mesin penghasil uang atau income bagi daerah, karena masuk ke sini kami juga mengenakan tarif 2 ribu rupiah perkepala”, sebut Alfon.

Selain itu Pesan Alfons juga untuk Pemerintah Daerah agar bisa mensinergikan program kerja, terutama dari Dana Otsus untuk mendukung pengembangan Seni budaya dan pendampingan bagi pelaku usaha mama-mama Papua dalam memasarkan hasil karya pernak-pernik (Souvenir) yang merupakan ciri khas daerah ini. “Diharapkan masyarakat adat untuk tetap menjaga kelestarian seni budaya daerah. Dewan kesenian Tanah Papua berdasarkan Tupoksinya, siap mendukung dan menjembatani seluruh Seniman dan Budayawan dalam perkembangannya kedepan,”pungkasnya. [VER-NAL]

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *