Setiap Hari Jalan kaki 15 KM ke Sekolah, Siswa/i SMA N 1 Okaba Butuh Alat Transportasi
Siswa – siswi SMA Negeri 1 Okaba. Foto: PSP/ERS
Merauke, PSP – Demi sampai di sekolah siswa – siswi SMA Negeri 1 Okaba harus menempuh perjalanan sejauh 15 kilometer dengan berjalan kaki.
Siswa – siswi sudah harus beranjak dari rumah mereka sejak pukul 04.00 Wit pagi agar tiba di SMA Negeri 1 Okaba pukul 07.00 Wit.
Hal itu sebagaimana dibenarkan Kepala SMA Negeri 1 Okaba Muhammad Kasirun saat dikonfirmasi melalui seluler kemarin.
Kata Kasirun, sejak SMA Negeri 1 Okaba berdiri 18 tahun yang lalu, sejak saat itu anak – anak yang dari kampung terjauh harus berjalan kaki untuk sampai di sekolah.
“Kami menerima anak – anak dari 9 kampung di Okaba, kemudian ada juga dari distrik Ngguti, Kaptel dan Tubang, ada 221 anak yang kami didik. Nah, ada anak – anak dari kampung terjauh seperti Iwol, ini mereka berjalan kaki 15 kilometer untuk sampai disekolah,” jelas Muhammad Kasirun.
Kasirun menyebut, setiap tahun setidaknya ada sebanyak 20 orang anak dari Kampung Iwol yang memilih SMA Negeri 1 Okaba untuk bersekolah.
“Bukan tidak pernah kami berupaya, kami fasilitasi mereka dengan sepeda tapi tidak berjalan baik,” kata Kasirun.
Lanjut Kasirun, pihaknya juga telah mengajukan permohonan ke pemerintah daerah dalam hal ini Dinas Perhubungan untuk bantuan pengadaan alat transportasi.
“Proposal sudah kami ajukan untuk kendaraan umum ke dishub tapi belum ada realisasi, bahkan ke ketua LMA juga kami sudah sampaikan, karena rata – rata anak Papua,” ungkapnya.
Sementara Wakil Bupati Merauke H. Riduwan,M.Pd saat dimintai tanggapan tentang hal itu mengatakan, dirinya pun menerima informasi mengenai hal yang sama dari Kampung Matara.
“Iya, kemarin juga dari Kampung Matara begitu,” kata Wabup Riduwan.
Ditanya mengenai bus – bus bekas pelaksanaan PON lalu, Wabup mengatakan belum ada penyerahan dari pihak PB PON ke daerah.
“Terkait bus peninggalan PON belum diserahkan, belum ada penyerahan. Kita juga fokus untuk pendidikan anak – anak supaya sekolah mereka lancar, nanti pasti lah dibantu, nanti dibagi bus nya, nanti saya bicara dengan pak Bupati,” kata Wabup Riduwan.
Sementara itu, Sekda Merauke Ruslan Ramli menanggapi soal mini bus bekas PON XX Papua yang terbengkalai. Menurutnya, Pemerintah daerah belum mendapatkan dokumen hibah dari Panitia Besar (PB) PON Papua. “Kita sudah berkali-kali menyurat ke PB PON terkait hibah mini bus atau aset PON Papua, namun hingga kini belum ada jawaban dari PB PON Papua. Jika aset ini telah dihibahkan, maka otomatis bisa digunakan juga untuk masyarakat,”kata Sekda. [ERS-NAL]