Dukungan Anggaran Dibutuhkan untuk Pencapaian Eliminasi ATM di Tahun 2030

0
Program RSSH-ATM yang digelar oleh Asosiasi Sinas Kesehatan (ADINKES) Papua.

Program RSSH-ATM yang digelar oleh Asosiasi Sinas Kesehatan (ADINKES) Papua. Foto: PSP/JON

Merauke, PSP – Dinas Kesehatan Provinsi Papua melakukan pertemuan perencanaan AIDS, Tuberkulosisi dan Malaria (ATM) pada Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Kabupaten/Kota Provinsi Papua di Kabupaten Merauke.

Program Koordinator RSSH Asosiasi Dinas Kesehatan (ADINKES) Papua, Salmon Dwaa mengatakan, pertemuan perencanaan program ATM ini merupakan tindaklanjut dari pertemuan pertemuan petunjuk teknis (PTI) sebelumnya di Jayapura dengan fokus membahas pedoman teknis integrasi guna mempercepat penginputan data ATM dengan benar dan akurat dalam perencanaan ATM pada APBD tahun 2023.

” Dalam rangka memfasilitasi dan mendorong program ATM tersebut  diperlukan pertemuan antar stakeholder agar berkontribusi dalam penyelenggaraan upaya pencegahan dan pengendalian HIV/AIDS, Tuberkulosis, dan Malaria. Sebab komitmen global tahun 2030 penyakit ATM dapat tereliminasi,” terang Salmon di Careinn Hotel Merauke, Rabu (31/8).

Dikatakan bahwa penyakit ATM khusus luar Papua hanya  terjadi pada kelompok risiko sedangkan di Papua, kasus ATM terus berkembang pada semua kelompok umur sampai pada basis penduduk asli Papua. Mengacu pada kondisi tersebut, Asosiasi Dinas Kesehatan (ADINKES) melalui program RSSH Project (Resilent and Sustainable System for Healt) atau sistem kesehatan yang tangguh dan berkelanjutan, melakukan advokasi kepada pemangku kepentingan tingkat daerah untuk mengalokasikan sumber daya guna pelaksanaan startegi pencegahan dan pengendalian HIV-AIDS, Tuberkulosis dan Malaria.

Tujuannya, memastikan kabupaten/kota memiliki dukungan para pihak dalam penanggulangan ATM melalui penggunaan dana kampung dan peran dunia usaha (CSR). Meningkatkan kontribusi pendanaan penanggulangan ATM oleh Pemerintah Daerah serta memastikan kabupaten/kota memiliki anggaran penanggulangan ATM pada 2023.

Kurangnya pemahaman dan kesadaran perilaku masyarakat dalam hal kesehatan menjadi faktor pemicu penyebaran ATM meluas di semua kalangan dan kelompok umur. Namun, Merauke dikatakan cukup mampu menangani peningkatan ATM.

” Untuk Merauke saya optimis bisa mencapai eliminasi ATM di 2030. Karena angka ATM terus menurun,” ucap Salmon.

Dia mengatakan, untuk Papua ATM tertinggi di Mepago, menyusul Provinsi Induk, kemudian Lapago, dan Anim Ha posisi ranking terakhir.

Pada kesempatan yang sama, Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular  Bidang P2P Dinkes Kabupaten Merauke, Agustinus Muyak mengatakan  kebijakan pusat yang diturunkan ke kabupaten terkait program eliminasi ATM harus ditindaklanjuti secara gotong royong agar dapat mencapai hasil yang maksimal.

” Penanganan ATM di Merauke sudah berjalan baik walaupun dua tahun terakhir penemuan kasus masih rendah akibat dari Covid-19. Namun di 2021 seterusnya, kita berkomitmen untuk tangani tiga penyakit ini lebih baik,” tutur dia.

Khsus penyakit TBC di Merauke sampai tanggal 31 Agustus 2022 mencapai 544 kasus sudah ditangani. Sedangkan AIDS temuan kasus alami kenaikan sehingga masyarakat ditekankan waspada terhadap perilaku berisiko terkena penyakit AIDS. Sementara Malaria, Merauke mengalami peningkatan dipengaruhi kondisi cuaca. Bersyukur, situasi tersebut masih dapat dikontrol sehingga tidak sampai terjadi KLB (Kejadian Luar Biasa).

Langkah pencegahan tentunya dari kebersihan lingkungan dan tempat tinggal, melakukan gerakan tiga M dan menggunakan kelambu anti nyamuk. Terkhusus untuk pencegahan HIV-AIDS harus menjaga perilaku dengan tidak melakukan seks bebas atau ganti-ganti pasangan, tidak melakukan seks sebelum menikah dan setia kepada pasangan masing-masing.[JON-NAL]

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *