SMAN 1 Merauke Jadi Tuan Rumah Peringatan Hari Disabilitas Internasional
Merauke, PSP – Sekolah Menengah Atas (SMA) Negeri 1 Merauke menjadi tuan rumah dalam rangka memperingati hari Disabilitas Internasional, Jumat, 3 /12/ 2021. Kegiatan diselenggarakan di aula SMA Negeri 1 merauke, dengan mengusung tema kesamaan kesempatan penyandang disabilitas. Kegiatan dihadiri kepala dinas pendidikan dan kebudayaan, kepala dinas sosial, kepala dinas pemberdayaan perempuan dan perlindungan anak, ketua st. vincensius, kepala sekolah SLBN anim ha, wakil ketua II DPRD merauke dan wakil sekertaris humas SMA negeri 1 merauke.
Wakil Sekertaris Humas SMA Negeri 1 Merauke Benedikta S. Kelanit mengatakan, di hari disabilitas internasional ini, kita bisa melihat kondisi secara nyata di kabupaten merauke yang memilki banyak anak-anak disabilitas yang dibimbing serta di asuh oleh beberapa panti asuhan dan yayasan. Dan pada kesempatan ini juga telah hadir salah satu yayasan st. vinsensius yang mengasuh anak-anak disabilitas dengan jumlah 294 anak. Selain itu juga, sambung Benedikta, ada juga dinas sosial yang mendampingi dan membina anak-nak pengguna zat-zat adiktif di asrama anim ha.
“Di hari disabilitas internasional ini kami mau memperkenalkan pada masyarakat merauke bahwa di kabupaten merauke memiliki banyak anak-anak disabilitas dan pengguna zat adiktif yang memang betul-betul membutuhkan perhatihan baik dari kita sendiri, keluarga kita, masyarakat, dan beberapa instansi terkait, seperti dinas sosial, dinas pendidikan dan kebudayaan, DPRD merauke, dinas pemberdayaan perempuan dan perlindungan anak dan seluruh instansi,” tutur Benedikta saat di temui usai kegiatan, Jumat (3/12/21).
Dia juga meyampaikan, SMAN 1 merauke juga melaksanakan layanan pendidikan inklusif dengan permendiknas sebagai regulasi yang mengacu pada peningkatan kapasitas pendidikan bagi anak-anak disabilitas serta anak-anak papua, karena bapak kepala sekolah SMA negeri 1 merauke mempunyai impian serta pemikiran-pemikiran yang baik untuk membangun pendidikan, beliau juga mempunyai banyak kajian karya ilmiah yang tentu sudah dilaksanakan.
“Permasalahan pendidikan adalah menjadi tanggung jawab semua pihak. Secara umum tidak bisa kita membelakangi nasib pendidikan mereka, karena anak-anak disabilitas, anak-anak pengguna zat adiktif dan anak-anak papua mempunyai hak yang sama untuk mendapatkan pendidikan. Mereka adalah generasi penerus bangsa ini, kami dari pihak sekolah juga selalu memfasilitas pelayanan pendidikan inklusif bagi anak-anak disabilitas, anak-anak pengguna zat adiktif dan anak-anak papua,” ujarnya. [RADE-NAL]