Gelar Tikar Adat, LMA Malind Siap Memberikan Perlindungan dan Rasa Aman kepada Masyarakat

0
Upacara tikar adat di halaman Kantor DPRD Merauke menyikapi situasional dan kondisi Merauke pasca aksi unjuk rasa (3)

Upacara tikar adat di halaman Kantor DPRD Merauke menyikapi situasional dan kondisi Merauke pasca aksi unjuk rasa. Foto: PSP/ERS

Merauke, PSP – Menyikapi persoalan aksi unjuk rasa akhir – akhir ini, Lembaga Adat Malind Anim gelar prosesi tikar adat di halaman Kantor DPRD Merauke, Sabtu (29/8). Upacara tikar adat yang dihadiri ketua 4 golongan adat ini, tampak langsung dijamu Ketua DPRD Merauke Ir. Drs. Benjamin Izaac Rudolf Latumahina.

Hadir pula dalam upacara menyikapi keadaan dan kondisi Merauke menjelang Pilkada ini, para ketua paguyuban juga Bawaslu Kabupaten Merauke.  Koordinator Wilayah Adat Malind Anim, Ignasius Mbarawi Ndiken yang memimpin upacara adat itu menyebutkan, motivasi penyelenggaraan upacara adat itu menyikapi kondisi Merauke saat ini yang sudah menunjukkan tanda – tanda tidak baik.

“Kita semua satu, kita semua berdiri di bawah payung hukum LMA demi keamanan Kabupaten Merauke. Kami tidak bicara politik, politik bukan urusan kami. Kami masyarakat adat melihat sudah mulai ada tanda – tanda tidak baik dan kami tidak akan tinggal diam. Kami hanya bicara keamanan,” kata Ignas Ndiken.

Terkait dengan demo, lanjut Ignas, sedianya tidak ada yang bisa melarang untuk menyampaikan pendapat. “Saya tidak bisa melarang anak – anak demo. Karena ini negara demokrasi. Tapi saya harap TNI-Polri bekerja untuk ini,  ajari mereka mana atau mereka tergoda,” ujar Ignas dengan mata yang berkaca – kaca.

Ignas menegaskan, proses Pilkada baik mulai pendaftaran hingga penyelenggaraannya harus aman.  “Tanggal 4,5 dan 6 september harus aman. Begitupun tanggal 1 dan 9 Desember 2020 harus aman,” tegas dia.

Dalam pernyataan sikap yang dibacakan dihadapan Ketua DPRD Merauke itu, disebutkan empat golongan adat suku Malind melarang dengan tegas aksi – aksi massa yang mengatasnamakan suku bangsa Malind.

Selanjutnya, pernyataan sikap itu menegaskan setiap orang Malind harus saling menghargai dan menghormati pemilik wilayah yang memiliki tikar adat.

Dan  meminta Kapolres Merauke untuk tidak memberikan ijin aksi dalam bentuk apapun apalagi yang mengatasnamakan orang Malind. Dirinya melalui LMA disampaikan permohonan maaf kepada seluruh masyarakat Merauke atas aksi yang sudah terjadi.  Dalam pernyataan sikap itu pula disebutkan, LMA siap melindungi dan memberikan rasa aman kepada seluruh masyarakat di Merauke.  Dalam adat dan budaya kehidupan orang adat Malind sangat menghormati manusia sebagai ciptaan Tuhan. [ERS-NAL]

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *