50.000 Dosis Vaksin Flu Burung Telah Tiba

Ilustrasi
Merauke, PSP – 50.000 dosis vaksin flu burung telah tiba di Merauke pada Jumat (10/7/2020) lalu. Selanjutnya vaksin langsung didistribusikan kepada ayam petelur milik peternak yang belum mati.
PLT Kepala Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Kabupaten Merauke, Vicky A. Imkotta mengatakan bahwa vaksin akan akan diperioritaskan untuk ayam ternak terlebih duhulu.
“Vaksinnya sudah ada, tinggal nanti siap didistribusikan, kemudian kita akan pertemuan dulu dengan hipar. Jadi nanti mana yang akan diperioritaskan dulu, seperti untuk peternak yang ayamnya belum mati,” kata Vicky di ruang kerjanya, Selasa (14/7/2020).
Sementara itu, Kepala Bidang Kesehatan Hewan, Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Kabupaten Merauke Drh. Retno P. Handayani,M.Ec.Dev mengatakan bahwa vaksin berasal dari pusat veteran farma (Pusvetma) Surabaya, dan merupakan Bantuan dari pemerintah pusat, sebanyak 50 ribu dosis.
“Nama vaksinnya afluvet, vaksin untuk Avien Influenza H5N1 In Active yang berjumlah 50 ribu dosis dan bisa untuk 50 ribu ayam. Berdasarkan hasil hitungan dan pendataan kami kemarin, nanti akan diberikan untuk ayam yang masih tersisa di peternak ayam intensif. Karena vaksin ini hanya di peternak intensif, tidak bisa diayam umbaran,” ungkapnya Retno diruang kerjanya, Selasa (14/7/2020).
Menurut Reto, 50 ribu dosis vaksin yang didatangkan akan cukup untuk mengobati sisa ayam milik peternak. Jika nantinya kurang, maka akan didatagkan kembali. “Cukup, nanti kalau kurang tinggal kita minta ke pusat,” ucapnya
Dari hasil pemeriksaan laboratorium, virus flu burung jenis AI merupakan kali pertama menjangkit ayam ternak di Merauke. “Dari hasil lab baru ada di tahun ini, tapi ada dua jenis, yaitu yang biasa di ayam dan yang biasa di itik,” ungkapnya.
Setelah dilakukanya vaksinasi, dalam masa sampai dengan enam bulan akan dilakukan pengawasan. Kemudian, jika vaksinasi berhasil, maka kebijakan yang saat ini dilakukan seperti pengetatan pengiriman bibit ayam dan telur, nantinya tidak akan lagi dilakukan.
“Nanti kita ada surveillance (Pengawasan), karena kita harus mempertahankan Papua sebagai daerah bebas AI (avian influenza). Kita kan hanya di Merauke ini (virus AI yang ada), jadi permintaan dari pusat, kalau bisa didaerah ini diatasi dulu, nanti 3 sampai 6 bulan mendatang akan ada surveillance untuk memastikan apakah masih ada virus ini,” pungkasnya. [WEND-NAL]