Wilayah Papua Selatan Memasuki Musim Kemarau, Waspada Terjadinya Kekeringan

Kepala Stasiun Klimatologi Tanah Miring, Marsildus Keytimu.
Merauke, PSP – Beberapa hari belakangan ini kondisi cuaca di kabupaten Merauke beberapa kali terjadi turun hujan terutama saat pagi hari.
Kepala Stasiun Klimatologi Tanah Miring, Marsildus Keytimu mengatakan bahwa terkait kondisi pagi hari di Merauke terjadi hujan padahal dari prakiraan BMKG harusnya sudah mulai musim kemarau, kondisi itu pihaknya sebut sebagai faktor lokal.
” Jadi sisa pemanasan yang dialami atmosfer semalam itu kondisinya lembab sehingga hujan yang terjadi pagi hari itu adalah sisa dari pelepasan energi yang terjadi, kondensasi yang terjadi,” katanya saat dihubungi melalui sambungan telepon, Selasa (25/7).
Namun secara umum dirinya menjelaskan bahwa di wilayah selatan ini sudah mengalami musim kemarau dengan faktor global yang terjadi yaitu ada El Nino.
“ El Nino ini dari prediksi kami akan berlangsung sampai dengan akhir tahun dengan keadaan kondisi akhir tahunnya sudah agak mulai melemah. Musim kemarau itu kan sudah kering ditambah lagi dengan fenomena El Nino maka akan membuat menjadi lebih kering lagi, itu yang patut diwaspadai,” jelasnya.
Untuk di wilayah Papua Selatan puncak musim kemarau diperkirakan akan terjadi di bulan Agustus, ada kemungkinan juga beberapa wilayah yang puncak musim kemaraunya terjadi di bulan September yaitu di wilayah Waan, Kimaam. Sedangkan puncak musimnya akan terjadi di bulan Agustus selama 1 bulan.
Terjadinya musim kemarau tersebut perlu diwaspadai karena akan menjadi dampak terutama terhadap sektor pertanian. Dimana puncak musim kemarau ini tingkat hujan yang terjadi itu sifatnya berada di bawah normal, sehingga akan lebih kering.
“ Ini perlu diwaspadai, diwanti-wanti terutama untuk petani dalam mengantisipasi tanamnya dan juga untuk mewaspadai terhadap kebakaran hutan karena akan ada titik hot spot atau titik-titik panas dan juga dihimbau masyarakat untuk lebih bijak menggunakan air,” tuturnya. [JON-NAL]