Minta Kenaikan Upah Buruh Lepas Pelabuhan Demo
Para buruh lepas yang memblok pintu masuk pelabuhan teriak – teriak minta upahnya dinaikkan. Foto: PSP/ERS
Merauke, PSP – Buruh lepas di Pelabuhan Merauke menggelar demo minta upah bongkar muat dinaikkan, di pintu masuk Pelabuhan Yosudarso Merauke, Senin (3/10). Mereka meminta upah tarif dari Rp150.000 menjadi Rp 600.000 per retnya. Sebab, harga sembako maupun BBM sudah naik.
Para buruh sejak pukul 08.00 Wit pagi kemarin sudah berkumpul di gerbang pelabuhan melakukan aksi mogok tidak bekerja seperti biasanya. Buruh merasa tidak pantas mendapatkan upah bongkar muat truk selama ini yang hanya dibayar Rp.150.000 per orang.
Mereka meminta adanya keadilan bagi para pekerja lepas, mengingat harga Bahan Bakar Minyak (BBM) sudah dinaikkan oleh pemerintah.
Salah seorang buruh Rusman T. Gebze saat diwawancarai dikerumunan buruh mengatakan, para buruh tidak menuntut lebih, hanya ingin upah bongkar muat per truk bisa dinaikkan oleh Jasa Pengurusan Transportasi (JPT).
“Kami cuma minta dinaikkan. Sudah lama kami hanya mendapatkan upah segitu, dari 2018, mana cukup memenuhi kebutuhan sehari – hari segitu. Semua bahan pokok sudah naik,” jelas Gebze diiringi teriakan massa.
Senada disampaikan Yakobus, salah satu buruh di Pelabuhan Yos Sudarso. Ia mengatakan sejak tahun 2018 upah yang mereka peroleh tidak mengalami kenaikan hingga saat ini. Sementara, pekerjaan yang mereka lakoni dinilai sudah masuk kategiri berat, karena harus memuat barang dari kontainer ke truk hingga membongkarnya lagi di gudang penerima barang.
“Kami kerja cukup barat, tapi upah yang diberikan tidak seimbang,” kata Yakobus.
Mereka berharap lewat aksi itu pemerintah hingga pihak pengusaha bisa memahami kondisi yang ada. Sebab, dalam membongkar/memuat barang di satu truk terkadang diisi 4 atau 5 orang. Jadi nilai itu dinilai sangat kurang pas.
Para buruh juga membandingkan, upah yang diterima dari JPT tidak sama dengan upah yang diterima pekerja buruh di PT. Pelni.
“Kami mencari, bukan mencuri. Teman – teman di yang kerja di Pelni dapat 200 ribu makan mereka juga ditanggung, JPT tidak,” ujar Gregorius Kokai,SE.
Pada kesempatan aksi itu, ALFI/ILFA Cabang Merauke langsung menggelar pertemuan singkat dengan semua unsur di pelabuhan, KSOP, Pelindo maupun beberapa JPT.
Ketua ALFI/ILFA Cabang Merauke Abi Bakri Alhamid usai pertemuan itu menyampaikan, adanya mis komunikasi antara perusahaan JPT dengan buruh masing – masing.
“Ini hanya mis komunikasi, ada beberapa JPT belum menyampaikan terkait dengan kenaikan upah itu, sementara ada juga beberapa JPT yang memang sudah menaikkan upah,” ujarnya.
Abi Bakri menyampaikan, ALFI/ILFA sedianya sudah menggelar rapat jauh sebelumnya bersama JPT untuk adanya perhatian terhadap buruh mengingat harga BBM naik.
“Sudah kami rapatkan agar ada perhatian ke buruh ekspedisi ini, inisiatif kami kemarin menaikkan 20 persen yang semula 150 ribu jadi 180 ribu,” imbuhnya.
Dirinya berharap, jumlah itu bisa membantu para buruh, karena sedianya sudah dilakukan kalkulasi ideal demi memperhatikan buruh.
“Ini sudah ideal ya, kalau sampai diminta diangka 300 sampai 500 ribu kami pikir ini tidak mungkin, semua akan berdampak di Merauke,” pungkasnya.
Sementara itu, Kapolsek Kawasan Pelabuhan Laut (KPL) Merauke, Iptu Teguh Prasetyo, menyebut aksi demo itu tidak bergitu berdampak dengan aktifitas di pelabuhan. Mereka juga tidak bertindak anarkis. “Intinya mereka meminta kenaikan tarif bongkar muat,” ujar Kapolsek.
Menindaklanjuti apa yang menjadi aspirasi para buruh lepas, Kapolsek mengkomunikasikan sehingga perwakilan buruh bersama asosiasi Jasa pengurusan Transportasi (JPT) hingga pengusaha bahkan pihak Kantor Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan (KSOP) Merauke membicarakannya. Oleh pengusaha menyanggupi untuk di angka Rp 180.000 per trip (ret). Hanya saja, tidak semua buruh menerima keputusan yang ada. Namun, pihaknya memberikan pengertian agar bagaimana proses bongkar muat bisa tetap berlangsung sambil menunggu proses lebih lanjut.
“Mereka tetap minta ada kenaikan tarif. Sementara ini kan pihak asosiasi masih melakukan rapat, kita hanya menjembatani saja, karena harga-harga sembako juga sudah naik,” ujarnya. Kini aktifitas di pelabuhan sudah berjalan normal dan situasi juga masih aman dan kondusif. Untuk mengamankan aksi tersebut semua personil Polsek KPL dibantu anggota Patmor Polres Merauke dikerahkan.[FHS/ERS-NAL]