Banyak Potensi Wisata di Papua Selatan, Guritno : Sektor Pariwisata bisa Tingkatkan Pendapatan Daerah

0
Drs. Agustinus Djoko Guritno, M.Si saat membuka kepemudaan wisata berbasis kompetensi di Hotel Megaria.

Drs. Agustinus Djoko Guritno, M.Si saat membuka kepemudaan wisata berbasis kompetensi di Hotel Megaria.

Merauke, PSP – Asisten I Setda Provinsi Papua, Drs. Agustinus Joko Guritno, M.Si berharap potensi pariwisata di Provinsi Papua Selatan, menjadi prodak pemerintah terutama untuk meningkatkan pendapatan asli daerah (PAD).

Hal itu disampaikannnya saat membuka pelatih kepemudaan wisata berbasis kompetensi di Hotel Megaria Merauke, Senin (14/10).

Guritno mengatakan, pariwisata merupakan sektor yang menjanjikan bagi pendapatan asli daerah baik tingkat provinsi maupun kabupaten.

Menurutnya, kedepan sektor pariwisata Provinsi Papua Selatan sangat menjanjikan dan harus dijadikan sebagai prodak pemerintah terutama dalam meningkatkan pendapatan daerah.

“Kalau kita lihat, Provinsi Papua Selatan terdiri dari empat kabupaten ini banyak sekali obyek-obyek wisata,” ucap Guritno.

Ia menjelaskan, potensi wisata sedianya digali dan dipromosikan. Oleh sebab itu mulai sekarang obyek-obyek wisata di Papua Selatan sudah harus dipromosikan.

Selain itu, sambungnya, obyek-obyek wisata di empat kabupaten di Papua Selatan sudah harus didata. Obyek wisata itu beragam diantaranya wisata alam yang tinggal dinikmati.

“Wisata yang kita bisa sampaikan kepada para wisatawan baik manca negara maupun dalam negeri adalah wisata alam Papua Selatan,”ujarnya.

Dikatakan, ada obyek wisata buatan tangan manusia yang menarik yakni wisata kuliner hanya saja belum ada tempat khusus yang menjadi pusat agar para pegawai juga bisa mampir dan makan siang.

“Ini penting. Banyak potensi wisata seni di Merauke yang juga perlu dibangun, misalnya sanggar seni yang sudah punya gedung. Saya pernah datang ke Bali,  saya lihat  sanggar seni disana ada gedung nya, sehingga seni itu dijadwalkan,” kisah Guritno.

Menurutnya, Pulau Bali ada hari-hari tertentu yang dijadwalkan untuk berkunjung ke sanggar seni, misalnya Sabtu pengunjung  antri untuk tampil di sanggar seni.

“Gudangnya cukup besar seperti bioskop. Ada karcis masuk yang dijual untuk wisatawan manca negara yang hendak masuk untuk menonton pertunjukan seni,” ujarnya.

Masih menurut dia, jika wisata seni sudah diatur dan dijadwalkan semisal Sabtu ada pertunjuk seni tari dari Asmat, masyarakat sudah tahu dan bisa membeli karcis masuk.

Hasil dari pembelian karcis itu dibagi dua dengan Dinas Pariwisata dan itu menjadi salah satu Pendapatan Asli Daerah (PAD).

“Mulai sekarang kita sudah berfikir seperti itu, kita perlu belajar dari Kabupaten Bali yang sudah mampu membiayai dirinya sendiri dan kabupaten sekitarnya,” katanya.

PAD dari situ digunakan untuk kabupaten dan provinsi, dana yang diterima dari pemerintah pusat itu yang digunakan untuk membayar Tambahan Pengasilan Pegawai (TPP) Aparat Sipil Negara (ASN).

Dia mengatakan, untuk membangun daerah perlu belajar dari tempat lain agar potensi pariwisata bisa dimanfaatkan. “Kita perlu tanya juga ke kementrian untuk membina kita terkait bagimana meningkatkan potensi wisata, sehingga kita bisa rancang,” pungkas Guritno. [ERS-NAL]

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *