Ratusan Sapi Mati di Merauke, Diduga Akibat Gigitan Nyamuk

0

Kepala Dinas Ketahanan Pangan, Peternakan dan Kesehatan Hewan Merauke, Martha Bayu.

Merauke, PSP – Dinas Ketahanan Pangan, Peternakan dan Kesehatan Hewan kabupaten Merauke menerima laporan masyarakat terkait banyaknya ternak khususnya sapi yang mati mendadak di beberapa distrik di Merauke.

Kepala Dinas Ketahanan Pangan, Peternakan dan Kesehatan Hewan kabupaten Merauke, Martha Bayu mengatakan selama kurang lebih 3 minggu terakhir ini hewan ternak sapi di Merauke yang mati sebanyak 108 ekor.

“ Terkait laporan masyarakat dan memang realitas kejadian per hari ini (kemarin,Red) kurang lebih 108 ekor sapi telah mati, terkait laporan yang ada dan juga dari petugas kami kematian sapi ini diakibatkan karena gigitan nyamuk. Dalam durasi waktu kurang lebih 3 minggu, ini meliputi distrik Semangga, Kurik, Malind, Ulilin dan Tanah Miring,” katanya kepada wartawan, Selasa (16/4).

Dijelaskan dugaan sementara kematian masal ternak sapi di Merauke disebabkan oleh gigitan nyamuk yang menyebabkan sapi mengalami kekurangan darah. Dimana volume nyamuk akhir-akhir ini meningkat akibat musim hujan sehingga memang nyamuk menyerang sapi terlebih sapi yang diikat atau dikandangkan.

“ Karena memang gigitan nyamuk dengan volume yang banyak mengakibatkan sapi tersebut mengalami Anemia atau kekurangan darah, jadi sapi stres kemudian hilangnya nafsu makan dan sebagainya ini yang mengakibatkan kematian,” jelasnya.

Martha juga menerangkan kejadian serupa juga pernah terjadi di tahun 2021 lalu dimana banyak hewan ternak yang mati akibat dari gigitan nyamuk tersebut.

Untuk langkah pencegahan awal, akan dilakukan pengasapan di kandang-kandang ternak untuk membasmi nyamuk-nyamuk yang menyerang.

Sementara itu, Dokter Hewan Dinas Ketahanan Pangan, Peternakan dan Kesehatan Hewan kabupaten Merauke, Vivin Birawati mengatakan untuk sementara ini disebabkan oleh gigitan nyamuk, tapi ini masih diagnosa sementara karena pihaknya belum melakukan pemeriksaan.

“ Yang memperkuat bahwa dia Anemia adalah pada saat disembelih itu sapi yang dipotong kita tahu pasti darahnya ngucur deras tapi itu volume darahnya sangat sedikit dan dagingnya itu sudah pucat,” jelasnya.

Pada umumnya sapi yang mati ini merupakan sapi-sapi yang memang diikat di ladang atau di hutan, sedangkan yang dikadangkan tidak, kemudian sapi-sapi yang mati juga pada umumnya adalah sapi yang kondisi tubuhnya kurang bagus atau kurus. Untuk itu pihaknya menyarankan kepada peternak yang memiliki ternak khususnya sapi yang diikat di ladang atau di hutan untuk dibawa kembali ke rumah untuk dikandangkan biar dapat lebih mudah dipantau sehingga pada saat malam sampai pagi bisa dilakukan pengasapan.[JON-NAL]

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *