Warganya Terserang Penyakit Kulit, Ketua LMA Distrik Tizain Minta Pemerintah Sediakan Air Bersih
Siswa yang Mengalami Penyakit Kulit. Foto: PSP/RADE
Mappi, PSP – Masyarakat wilayah distrik Tizain Kabupaten Mappi yang terdiri dari delapan kampung mengeluh tentang kesehatan, pasalnya 80% persen pelajar dan masyarakat di sana mengalami penyakit kulit (Kaskadu). Penyebab penyakit kulit tersebut, dikarenakan tidak tersedianya air bersih di masing-masing kampung tersebut, sehingga penyakit tersebut tidak dapat ditangani dengan optimal oleh petugas puskesmas.
Ketua Lembaga Masyarakat Adat Wilayah Distrik Tizain Kabupaten Mappi, Kornelis Ayembaru mengatakan, akibat dari penyakit kulit ini membuat masyarakat dan pelajar merasa minder untuk pergi sekolah dan berkunjung pada puskesmas. Memang puskesmas sering lakukan sosialisasi dan pemberian obat untuk menuntaskan penyakit kulit, namun minimnya kesadaran masyarakat untuk menuntaskan penyakit ini.
“Sampai saat ini kami tidak mempunyai sumber air bersih, sehingga hampir di delapan kampung rata-rata pelajar dan masyarakat menggunakan air kali, sehingga dampaknya menderita penyakit kulit ini. Maka sangat diharapkan pada dinas terkait untuk bisa sediakan air bersih bagi masyarakat di delapan kampung ini, khusus di distrik Tizain,” kata Ketua LMA distrik Tizain pada Papua Selatan Pos, belum lama ini.
Ketua LMA ungkapkan, secara pribadi merasa sangat disayangkan, karena pelajar yang pergi sekolah mereka harus membawa air yang di masak dari kali untuk mereka konsumsi saat mengikuti kegiatan belajar mengajar. Dan semua masyarakat yang tinggal di distrik Tizain menggunakan air dari kali baik untuk masak, mandi dan lainnya.
Kepala Puskesmas Kumaban Distrik Tizain Kabupaten Mappi Mevi Murutob menjelaskan, memang benar bahwa saat ini masyarakat terutama anak-anak dan orang dewasa sedangkan mengalami penyakit kulit yakni kurap dan kaskadu. Namun untuk mengatasi penyakit tersebut, pihak puskesmas selalu melakukan sosialisasi untuk menjaga kebersihan, mandi, pakai pakaian bersih dan lainnya.
“Kami juga lakukan tindakan pengobatan pada masyarakat untuk mengatasi penyakit kulit, namun kendala kami obat yang diberikan pada masyarakat ini kami tidak tau apakah masyarakat yang bersangkutan menjalani orang sampai selesai atau tidak. Dan memang benar kebanyakan dari air, karena rata masyarakat menggunakan air ini dari kali,” tutupnya. [RADE-NAL]