Tank Yang Sempat Hebohkan Warga, Sekarang Jadi Tempat Pancing

0
Soni Fonataba tampak sedang memancing di kubangan tempat tank Belanda terkubur.

Soni Fonataba tampak sedang memancing di kubangan tempat tank Belanda terkubur. Foto: PSP/ERS

Merauke, PSP – Temuan tank di halaman depan salah  rumah warga, di Jalan Yos Sudarso Pelabuhan Merauke yang sempat menghebohkan masyarakat tepatnya di bulan Juli 2019, kini sudah berisikan air dan menjadi kolam tempat pancing.

Pasalnya, tidak ada pihak – pihak yang merasa benda peninggalan Belanda itu perlu untuk dibuatkan sebagai benda bersejarah di Merauke.

Pemilik lahan tempat tank itu dikubur Matius Korwa, kala temuan awalnya menemukan serangkaian besi saat hendak membuat saluran pipa air dari dapur ke halaman rumahnya.

Namun penggalian untuk membuat pipa saat itu harus berhenti ketika dirinya menemukan besi besar sesaat menggali.

Pihak keluarga pun saat itu langsung melaporkan hal tersebut ke kepolisian.

Sebagai antisipasi manakala ada bom yang tertinggal dan masih aktif di dalam tank.

3 tahun berlalu, saat ini lubang yang sudah sempat di gali pemilik lahan dan warga setempat kala temuan, kini menjadi kubangan berisikan air.

Salah seorang warga keluarga Matius Korwa yakni Soni Fonataba saat dikunjungi ke tempat temuan tank, terlihat sedang memancing di tempat temuan tank yang sudah menjadi kubangan air.

“Tank ada dibawah, sudah terisi sama air, ikan ada di dalam,” ujar Fonataba, Jumat (30/9).

Fonataba menyebutkan, karena tidak ada pihak merasa penting benda itu digali dan diangkat, maka pihaknya sudah membuka dan mempreteli sebagian bagian tank yang tampak.

“Sebagian rantai sudah kami buka, molekul besi nya tebal, AS, rantai bagian atas kita sudah buka, box radiator, kita sudah jual ke besi tua. Kami buka bagian atas saja, karena posisi tank kan terbalik, sebagai besar masih dibawah,” ujar Fonataba.

Ia menyebut, adanya inisiatif warga mempreteli benda itu karena tidak ada perduli dengan peninggalan Belanda itu. “Tidak ada yang peduli , jadi kami potong pakai gergaji besi saja, potong – potong bagian yang kelihatan, kita jual dua ribu saja satu kilo tahun lalu, seingat saya itu 400-an kilo ada,” kata Fonataba. [ERS-NAL]

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *