Ojol : Kalaupun BBM Harus Naik, Tapi Setidaknya Jangan Antri Lama di SPBU
Para ojol yang sedang menunggu orderan di bascamb mereka di Jalan Raya Mandala. Foto: PSP/FHS
Merauke, PSP – Issu kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) di nusantara jadi perbincangan di semua kalangan saat ini. Mulai dari pengusaha hingga ojek online (ojol) yang kesehariannya membutuhkan untuk beraktifitas mencari nafkah.
Menurut ojol di Merauke, sebenarnya, tidak setuju bila harga bbm naik. Sebab, baru saja melewati masa-masa pandemi covid-19. Namun, kalau itu sudah menjadi keputusan pemerintah, apa boleh buat.
Sugianto Permana, salah satu pengemudi ojol yang sudah dua tahun belakangan ini menggeluti profesi itu mengaku untuk mendapatkan BBM subsidi harus mengantri berjam-jam di SPBU. Bahkan, sering juga tidak kebagian, karena banyaknya oknum-oknum nakal yang mengetap. Alternatif, bila tidak kebagian, membeli di eceran yang harganya lebih mahal.
“Yah, kalau harga BBM memang harus naik, tapi setidaknya tidak perlu ngantri lama lagi di SPBU,” ujar Sugianto di pangkalan ojol, kemarin.
Menurut Sugi bersama rekan-rekannya, pemandangan yang ada selama ini di SPBU, justru yang banyak mengantri untuk bbm subdisi, kenderaan- kenderaan mewah. Padahal, bbm subsidi yang disipakan oleh pemrintah itu sendiri diperuntukkan bagi masyarakat kalangan menengah ke bawah, bukan untuk orang kaya.
“Kami ini memang benar-benar membutuhkan BBM untuk berkerja untuk mengantar orderan,” kata dia sedikit protes.
Bila harga BBM naik, kata dia, akan berdampak juga ke banyak hal. Harga kebutuhan lainnya juga bakal naik. Sementara rekan ojol lainnya juga meminta agar pemerintah maupun instansi terkait untuk bisa menertibkan oknum-oknum nakal di SPBU/APMS. Supaya, bbm bersubsidi itu bisa tepat sasaran dan tepat guna. “Kalu ojek ini kan, harus pakai minyak untuk kerja. Kalau sampai bbm naik, akan berdampak juga ke penghasilan dan orderan,” tandasnya.[FHS-NAL]
