Tanggapan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Terhadap Penerapan Kurikulum Adaptif

0
WhatsApp Image 2021-08-18 at 15.57.28

Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan, Thiasony Betaubun

Merauke, PSP – SMP Negeri 1 Buti menerapkan kurikulum adaptif atau gotong royong, adalah  kerja sama yang baik, karena pendidikan bukan menjadi tanggung jawab pemerintah dan semata – mata ada pada guru, tetapi pendidikan ada di keluarga, lingkungan dan masyarakat.

Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Merauke Thiasoni Betaubun mengatakan, penerapan kurikulum adaptif yang dilakukan oleh SMP Negeri 1 Buti sangat luar biasa, penerapan kurikulum ini hanya mempunyai kesepakatan bersama antara komite sekolah dan guru, karena penerapan kurikulum ini sangat dikontrol dan dikerja sama baik dari keluarga, guru dan lingkungan sekitarnya.

“Penerapan kurikulum ini,  saya katakan cukup bagus, terutama  pada saat untuk kenaikan kelas dia melakukan outbound. Outbound itu bagaimana siswa mengenal dan memahami apa saja yang ada disekitar dia,” ujar Thiasoni saat diwawancara di ruang kerjanya, Rabu (18/8/21).

Thiasoni melanjutkan, “saya mengikuti dengan baik bahwa SMP Negeri 1 Buti dalam konteks kemajuan pendidikan dia menciptakan pola – pola yang betul – betul peran pendidikannya akan semakin maju”.

Ia juga menambahkan, dari seluruh SMP yang ada di papua, SMP Negeri 1 Buti termasuk urutan ke-4 sebagai sekolah  adiwiyata di papua, SMP Negeri 1 Buti cukup maju, karena kemajuan itu akan terjadi ketika sekolah mampu membangun hubungan kerja sama antara guru dengan kepala sekolah, tata usaha dan juga guru dengan komite.

Penerapan kurikulum yang dilakukan di SMP Negeri 1 Buti, cukup baik karena betul – betul memahami bahwa pendidikan tidak dapat dilakukan oleh satu pihak, tetapi pendidikan dapat dilakukan oleh semua pihak, karena pendidikan merupakan senjata yang paling ampuh bagi bangsa dan negara, ucapnya.

Ia juga menyampaikan, sekolah – sekolah yang ada disaat Kejadian Luar Biasa (KLB) atau masa pandemi Covid-19 ini, pihak dinas telah memberikan amanah pada saat tahun ajaran baru bahwa, otonomi sekolah diupayakan untuk bagaimana membuat trobosan – trobosan baru dalam memajukan pendidikan dan menyelamatkan anak – anak bangsa dan negara ini.

“Dalam otonomi sekolah saya pikir semua sekolah sudah mengerti, bahwa sebagian anak tidak mempunyai Heand phone android, dan juga sudah mengerti dengan penerapan daring, luring, kunjungan kerumah dan tatap muka terbatas, saya tidak terlalu mengintervensi tetapi saya minta pihak sekolah untuk bekerja sama dengan komite sekolah dan lingkungan setempat untuk melihat pendidikan secara baik,” ucapnya.

Ia juga menambahkan,  upaya dari pemerintah sangat luar biasa. Dimana ada keputusan 4 menteri pada tanggal 15 Juni 2020 agar bisa menggunakan kurikulum darurat yang artinya bagaimana siswa menuju pada mereka belajar dan menuju pada kompetensi yang tinggi.

“Saya kira bagaimana masing – masing sekolah dia melihat otonomi sekolah dan bisa menciptakan bukan karena adanya Covid-19 pendidikan semakin mundur tetapi dengan adanya pandemi Covid-19, pendidikan harus semakin majui,” ujarnya, pungkas. [CR1-NAL]

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *