Karantina Pertanian Merauke Perkuat Kerjasama Pengawasan Perbatasan RI-PNG Bersama Satgas Pamtas

0

Pertemuan Karantina Pertanian dengan Dansatgas Pamtas yang baru membahas soal kelanjutan Perjanjian Kerja Sama (PKS) mengawasi perbatasan.Foto: PSP/ERS

Merauke, PSP – Karantina Pertanian Merauke menerima kunjungan kerja dari Dansatgas Yonif Mekanis 516/CY Branjangan Letnan Kolonel Inf Muhammad Radhi Rusin, beserta Dansatgas Yonif 125/Si’mbisa Letnan Kolonel Inf Anjuanda Pardosi dan Kepala Bidang Wilayah Merauke Balai Besar Konservasi dan Sumber Daya Alam (BBKSDA) Papua Irwan Effendi diruang kerja Kepala Karantina Pertanian Merauke Sudirman, didampingi Kasubsie Pelayanan Operasional, Yunetta Putri Arios, Senin (15/6).

Dalam kunjungan kerja tersebut, dilakukan pembahasan beberapa hal terkait peningkatan pengawasan perbatasan darat dengan Papua New Guinea (PNG) diantaranya mengenai tindak lanjut Perjanjian Kerja Sama (PKS) Badan Karantina Pertanian dengan TNI-AD sekaligus sebagai bentuk perkenalan dengan Dansatgas Pamtas baru.

“Kami mengapresiasi dan sangat senang dengan kunjungan ini sebagai wujud komitmen kita dengan untuk mengimplementasikan PKS antara Barantan dengan TNI-AD,” ungkap Sudirman dalam keterangan tertulisnya.

Badan Karantina Pertanian selaku organisasi Induk Karantina Pertanian Merauke bersama Tentara Nasional Indonesia telah sepakat membuat perjanjian kerjasama untuk mengawasi lalu lintas media pembawa hama penyakit hewan karantina (HPHK) dan organisme pengganggu tumbuhan karantina (OPTK).

“Luasnya wilayah dan banyaknya Pos Lintas Batas yang tidak sebanding dengan jumlah petugas karantina menjadi landasan utama terjalinnya kerjasama antara Barantan dengan TNI,” kata Sudirman.

Barantan menjalin PKS untuk melindungi daerah di Indonesia yang berada di zona rawan penyelundupan sebagai pintu masuknya HPHK dan OPTK. “Merauke yang berbatasan darat langsung dengan PNG tentu harus menjalin kerjasama yang kuat dengan berbagai pihak, termasuk Satgas Pamtas dan BKSDA untuk melindungi kelestarian sumber daya alam di tanah Animha,” tutur Sudirman. [ERS-NAL]

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *